Sunday, January 8, 2023

KESENIAN TAYUB BLORA YANG SUDAH JARANG DIMINATI OLEH MASYARAKAT KHUSUSNYA ANAK MUDA

Tayub, salah satu kesenian yang berada di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Minggu (01/01/2023)

SENIBLORA- Bangsa Indonesia memiliki beragam budaya, memiliki beragam bahasa, karena perbedaan sukunya. Inilah keragaman Indonesia yang hidup dan bersatu sebagai satu bangsa, bangsa Indonesia. Salah satunya dapat dilihat dari beragamnya kesenian, mulai dari seni music, seni rupa, seni tari, dan seni lainnya. Berbicara tentang seni tari salah satu kesenian khas daerah Blora adalah Tayub. Tayub merupakan seni pertunjukan tari yang dapat digolongkan sebagai tari rakyat tradisional. Di dalam Tayub sifat kerakyatan sangat menonjol, sebagai gambaran dan jiwa masyarakat pedesaan yakni sifat spontanitas, kekeluargaan, kesederhanaan, rancak, dan penuh rasa humor. Yang tidak hanya di Blora, Kesenian Tayub juga sebagai kesenian khas daerah lainnya seperti Bojonegoro, Tuban, Nganjuk, Ngawi, Tulungagung hingga Madiun.

Kesenian ini biasa ditampilkan dalam upacara-upacara adat desa semisal sedekah bumi, hajat keluarga semisal pernikahan dan khitanan serta agenda-agenda adat lainnya. Sebelum berkembang sebagai seni pertunjukan kesenian Tayub diselenggarakan bersamaan dengan Upacara kesuburan pertanian, dimana ini dilangsungkan saat mulai panen dengan harapan pada musim tanam berikutnya kan mendapat hasil yang melimpah lagi. Seni Tayub memiliki makna dan filosofi kehidupan yang mendalam. Menurut asal katanya, Tayub berasal dari kerata basa (jawa : singkatan yang memiliki makna) ditata supaya guyub. Maksudnya, elemen - elemen dalam pagelaran Tayub meliputi para penari dan iringan musik. Penari dalam pagelaran Tayub biasa disebut Joget, sedangkan para pemain musik gamelan dinamakan Pangrawit. Para Joget ini mengenakan selendang yang dinamakan Sampur. Elemen-elemen ini di kombinasikan sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah pertunjukan yang harmonis.

Di awal pertunjukan, sampur akan dikalungkan oleh Joget kepada salah satu pejabat atau orang terpandang yang hadir dalam pertunjukan. Sampur yang dikalungkan ini merupakan undangan untuk menari bersama para Joget. Kebiasaan mengalungkan Sampur kepada pejabat atau orang terpandang ini diadopsi menjadi sebuah pepatah jawa yaitu “ketiban sampur” yang bermakna “memperoleh jabatan atau kedudukan”.

Spot foto yang memperlihatkan bapak Bupati sedang menari Tayub, Minggu (01/01/2023)

”Banyak generasi milenial yang lupa akan budaya daerahnya, kalau udah ketemu sama musik-musik k-pop jogetnya pasti meliuk-liuk” ujar Ainun Fitriya, salah satu seniman Tari di Kabupaten Blora yang sudah mendalami seni Tari di ISI Surakarta

Walaupun pada awalnya kesenian Tayub terkesan dengan unsur tidak senonoh, akan tetapi karena tuntuan zaman sudah seharusnya kesenian Tayub menjadi lebih baik. Dengan memperhatikan norma dan kebiasaan yang ada dimasyarakat saat ini, seperti penghilangan unsur minuman keras dalam pertunjukan Tayub.

Sebagai kesenian dan warisan budaya nenek moyang, sebagai generasi muda juga hendaknya mengenal budaya Tayub untuk melestarikan agar tidak mudah dimakan zaman.

Mungkin dengan media sosial seni Tayub dapat di kenal banyak masyarakat dalam negeri maupun luar negeri.




















































 

 

 

No comments:

Post a Comment

KESENIAN TAYUB BLORA YANG SUDAH JARANG DIMINATI OLEH MASYARAKAT KHUSUSNYA ANAK MUDA

Tayub , salah satu kesenian yang berada di K abupaten Blora , Jawa Tengah, Minggu ( 01 / 01/ 202 3) SENIBLORA - Bangsa Indonesia...